Kamis, 07 Mei 2015

lengkap


TUGAS makalah
perbandingan pendidikan

Perbandingan Strategi & Macam – macam Pola Perkembangan Kurikulum


Disusun Oleh:
Darina
Nurhayati
Nena Nurjana

PAI B. KELAS MALAM
SEMESTER IV

Dosen :
Drs. M. Iqbal, M.Ag

( STAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MIFTAHUL ‘ULUM
TANJUNGPINANG
T.A. 2014 / 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam  senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas makalah yang diberi judul Perbandingan Strategi & Macam – macam Pola Perkembangan Kurikulum ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja penulis dimana tugas ini merupakan syarat dari aspek penilaian mata kuliah Perbandingan Pendidikan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber yang penulis dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua , amin.

                                                                       


           

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………………...   1
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………………     1
C.     Tujuan Penulisan …………………………………………………………..     2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Prinsip Pengembangan Kurikulum ………………… . ……………………    3
B.  Pengembangan Kurikulum Administrator…...……………………………...   4
C.  Faktor yang Mempengaruhi Kurikulum ……………………………………    6
D.  Hambatan Perkembangan kurikulum …………………………... …………    8
E. Model Pengembangan Kurikulum …………………………………………..
F. Eksperimen Kurikulum ……………………………………………………...
G. Kurikulum yang Ideal ……………………………………………………….
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ………………………………………………………………...    22
B.     Saran ………………………………………………………………………..   22
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Perjalanan sejarah bangsa telah mencatat bahwa perubahan pergantian kurikulum pendidikan yang semestinya mengantarkan bangsa dan rakyat Indonesia untuk eksis dalam perkembangan global ternyata justru terbalik dengan kenyataan yang ada. Negeri ini malah lebih terpuruk dan tertinggal dengan bangsa-bangsa lain.

Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.

Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.

B.       Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapatlah diambil beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut ;
1.      Apa perkembangan Kurikulum ?
2.      Bagaimana strategi dari kurikulum ?
3.      Bagaimana pola dalam  kurikulum ?
4.      Apa saja system perbandingan pola dan perkembangan kurikulum ?
C.      Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1.      Menjelaskan Apa yang di maksud dengan  perkembangan Kurikulum
2.      Menjelaskan Bagaimana strategi dari kurikulum
3.      Menjelaskan Bagaimana pola dalam kurikulum
4.      Menjelaskan perbandingan system perbandingan pola dan perkembangan kurikulum
5.      Melakukan Analisis SWOT dari materi yang diuraikan.
6.      Menambah pengetahuan dan pemahaman penyusun tentang materi yang dipaparkan.














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Prinsip Pengembangan  Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang di sediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum di susun oleh para ahli pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli/ ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidikan, penjabat pendidik, pengusaha serta unsur-unsur msyarakat. Rancangan ini di susun dengan maksut member pedoman kepada para pelaksanaan pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa mencapai tujuan yang di cita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun msyarakat.
Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan mejadi dua kategori yaitu pinsip umum dan prinsip khusus.
a.       Prinsip Umum
Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum di manapun. Di samping itu prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum ssebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1)      Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). Ada dua macam relevansi yang harus di miliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevan di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksutnya tujuan, isi, dan proses belajar yang mencakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntunan, kebutuhan, dan perkembangan msyarakat. Kurikulum bagian dalam maksutnya, apa yang tertuang dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut.
2)      Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3)      Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4)      Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5)      Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
b.      Prinsip Khusus
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dari situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum, dan prinsip-prinsip untuk mengembangkan komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Dimana prinsip pengembangan satu komponen dengan komponen yang lainnya akan berbeda.
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan :
1)      Prinsip Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
2)   Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti tujuan pendidikan, isi, Unit-unit kurikulum.

3)      Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang di gunakan hendanknya memeperhatikan Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran, Apakah metode tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa, Apakah metode tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, dll.
4)      Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media dan Alat Pegajaran
Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
5)      Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Kegiatan Peniliaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pegajaran seperti Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah seperti merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikimotor. Uraikan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuluskan butir-butir soal test.

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis dan jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan karakteristik dan jenis dan jenjang pendidikan tersebut.
Pengembangan kurikulum memberi implikasi teoritis, berupa terumuskannya beberapa prisip dasar, yakni
1)      pengembangan kurikulum yang ideal harus berdasarkan analisis kebutuhan;
2)      analisis kebutuhan dilakukan dengan mengkaji kompetensi yang dibutuhkan atau cenderung dibutuhkan di lapangan;
3)      pengembangan kurikulum akan efektif apabila dikembangkan dengan melibatkan berbagai unsur/khalayak yang kompeten;
4)      kurikulum yang dikembangkan akan efektif bila didukung oleh komitmen bersama dari semua pihak;
5)      kurikulum yang dikembangkan akan efektif apabila dilakukan perbaikan secara kontinu; dan
6)      pengembangan kurikulum akan efektif apabila dilakukan melalui suatu prosedur pengembangan “research dan development”.

B.       Pengembangan Kurikulum  Administrator
            Para administrator pendidikan itu terdiri atas : direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecematan serta kepala sekolah. Peraan para administrator di tingkat pusat(di rector pusat) dalam mengembangkan kurikulum adlah menyusun dasar-dasar huku, menyusun kerangka serta program inti kurikulum. kerangka serta program inti tersebut akan menentukan minimum corse yang di tuntut.  Model administratife atau garis-komando (line-Staff) merupakan pola pengembangan kurikulum yang paling awal dan mungkin yang paling dikenal. Model pengembangan kurikulum ini berdasarkan pada cara kerja atasan-bawahan (top-down) yang dipandang efektif dalam pelaksanaan perubahan kurikulum.

Peranan Para Ahli Administrator, Guru dan Orang Tua
            Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari pejabat tingkat atas (Superintendent). Pejabat tersebut membuat keputusan tentang kebutuhan suatu program pengembangan kurikulum dan implementasinya, lalu mengadakan pertemuan dengan staf lini (bawahannya) dan meminta dukungan dari dewan pendidikan (Board of education). Langkah berikutnya adalah membentuk suatu panitia pengarah yang terdiri dari pejabat administratif tingkat atas, seperti asisten superintendent, principals, supervisor, dan guru-guru inti. Panitia pengarah merumuskan rencana umum, mengembangkan panduan kerja, dan menyiapkan rumusan filsafat dan tujuan bagi seluruh sekolah didaerahnya (District). Disamping itu, panitia pengarah dapat mengikutsertakan organisasi diluar sekolah / tokoh masyarakat sebagai panitia penasehat yang bekerja bersama dengan personel sekolah dalam rangka merumuskan berbagai rencana, petunjuk dan tujuan yang hendak dicapai.
            Setelah panitia kerja (guru-guru) melaksanakan penyusunan kurikulum melalui proses tertentu, selanjutnya kurikulum yang dihasilkan tersebut direvisi oleh panitia pengarah atau panitia tingkat atas lainnya sesuai dengan maksud diadakannya review tersebut. Panitia ini melaksanakan berbagai fungsi-fungsi, sebagai berikut:
1)      Memberi koherensi pada ruang lingkup dan urutan dalam program bidang studi dengan koordinasi bersama panitia guru-guru masing-masing bidang;
2)      Memeriksa kesesuaiannya dengan kebijakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh panitia pengarah;
3)      Menyiapkan gaya dan bentuk susunan material yang siap untuk dipublikasikan.

            Rencana kurikulum yang telah direvisi dan final tersebut selanjutnya ditugaskan kepada suatu panitia yang terdiri dari para admimstrator (principals) dan guru-guru untuk melaksanakannya dalam rangka uji coba. Para pelaksana adalah tenaga profesional yang tidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum (mencakup filsafat rasional, tujuan dan metodologinya) uji coba dilaksanakan dalam kondisi pengajaran senyatanya dan keefektifannya dimonitor dengan cara kunjungan kelas, diskusi, evaluasi siswa dan alat-alat lainnya . adapun 8 standar pendidikan menurut dinas pendidikan adalah sbb :
1.      Standar isi
Standar isi merupakan standar utama dalam kurikulum. Yang menjadi tujuan utama dalam proses pelaksanaan kurikulum secara maxsimal. Yang dilakukan oleh yang beperan penting dalam proses kurikulum tersebut.

2.      Standar proses pembelajaran
Standar proses pembelajaran merupakan setandar kedua yang harus dilaksanakan dalam kurikulum. Standar ini yang beperan penting dalam proses pelaksanaannya adalah guru dan siswa.
3.      Standar proses penilaian
Merupakan standar memberi penilaian setelah melaksanakan standar kedua. Biasanya kurikulum member batas minimal dalam standar ini.
4.      Standar proses kelulusan
Merupakan standar yang paling terpenting bagi pihak sekolah dalam menghasilkan lulussan yang terbaik maka mereka wajib melaksanakan ketiga standar di atas dengan maxsimal.
5.      Standar pendidik dan kependidikan
Standar ini mencakup tenaga pendidik dalam proses pembelajaran, seharusnya tuntutran kurikulum adalah memiliki tenaga pendidik yang berpotensi di bidang jurusan mereka masing-masing hal ini merupakan tunjangan yang paling penting dalam mendapat lulusan yang terbaik.
6.      Standar sarana dan prasarana
Dalam menjalankan berbagai proses pembelajaran yang di lakukan oleh tenaga pendidik yang memiliki potensi di atas maka mereka membutuhkan sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Karna hal ini merupakan pendorong kelancaran proses belajar mengajar.
7.      Standar pembiayaan
Dan jika standar sarana prasarana di butuhkan di setiap sekolah maka mereka juga membutuhkan pembiayaan untuk mendapatkan sarana dan prasarana tersebut. untuk itu di harapkan pemerintah ikutserta dalam hal ini untuk memberi apa yang di butuhkan tiap-tiap sekolah dalam menjalankan proses belajar mengajar tersebut.
8.      Standar pengelolaan
Ini merupakan standar terakhir yaitu jika sekolah-sekolah ingin mendapatkan nilai akreditasi yang baik maka hendaklah tiap-tiap sekolah membuat sebuah peraturan , guna agar ketujuh standar di atas bisa di jalankan dengan baik dan maxsimal.

C.      Factor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
            Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini.
2)      Perguruan tinggi . dalam pengaruh dunia yang semakin modern maka pelaksanaan perkembangan pendidikan di tintut dari IPTEK dan Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka . Untuk itu , mereka mulai merencanakan adanya perubahan menginginkan tenaga pendidik yang berkopeten dalam jurusannya masing-masing yang cukup penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
3)       Masyarakat. Sekolah juga wajib member pelayanan yang baik dan memuaskan bagi masyrakat. Pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. Dengan bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar.
4)        System penilaian . nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat harus terintegrasi dalam kurikulum. Masalahnya nilai-nilai tersebut heterogen dan multifaset diketemukannya teori dan cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas, dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan kurikulum.
Ketiga faktor di atas itulah yang secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini
D.      Hambatan Factor yang mempengaruhi kurikulum
Adapun hambatan yang mempengaruhi factor  yang mempengaruhi kurikulum ada tiga yaitu :
1.      Factor guru
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa guru merupakan factor yang yang sangat penting dalam kurikulum. Karna guru merupakan sumber yang menjalankan kurikulum dalam mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, dan jika guru yang tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak memiliki potensi yang maxsimal, maka ini sangat mempengaruhi dengan arus perkembangan kurikulum di massing-masing sekolah.
2.      Msyarakat
Untuk mengembang kurikulum di butuhkan dukungan dari msyrakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap system pendidikan atau kurikulum yangsedang berjalan. Msyarakat adlah sumber inpout dari sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang di gunakan membutuhkan bantuan, serta imfut fakta serta pemikiran dari msyarakat.
3.      Biaya
Apapun tujuan suatu perkembangan system poasti akan membutuhkan biaya yang maxsimal dalam memenuhi kebutuhan proses pengembangan system tersebut

E.        Model- model pengembangan kurikulum
            Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
1.      The administrative model
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model yang paling lama dan paling banyak di kenal. Di beri nama model The administrative model
Atau line staff karna inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan dengan mengunakan prosedur administrasi.
2.      The grass roots model
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model yang di atas. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum bukan datang dari atas tetapi datang dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah.
3.      Beauchamp’s system
Model ini di kembangkan oleh beuchamp seorang ahlki kurikulum. Dia mengemukan lima hal di dalam  pengembangan suatu kurikulum. Pertama menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan di cakup kurikulum tersebut.
Kedua menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta dalam pengembangan kurikulum.
Ketiga organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum
Keempat implementasi kurikulum
Lima evaluasi kurikulum
4.      The administration model
5.      Taba’s inverted model
6.      Roger’s interpersonal relations model
7.      The systematic action-research model
8.      Emerging technical models

            Nadler (1988) menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan menyeluruh. Selanjutnya ia menjelaskan manfaat model adalah model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia, model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian, model dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks, dan model dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.
            Jadi model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan mengevaluasi (evaliatoon) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.
F.       Eksperimen 8 Kurikulum
…………………………( belum ketemu  ) ………………………





G.      Kurikulum Ideal Dimasa mendatang
Jika berbicara tentang kurikulum yang Ideal di masa mendatang, sesuai dengan pemamparan beberapa sub tema diatas, tentunya kurikulum yang ideal adalah Kurikulum yang secara setrategi mudah dalam pelaksanaanya dan kemudian dalam pencapaiannya terhadap tujuan yang dinginkan menemukan hasil yang maksimal. Tentang bagiamana dan seperti apa jenis kurikulum yang dimaksud tentunya harus dilakukan kajian dari berbagai disiplin ilmu dan perlu penelitian secara ilmiah dari para Ahli dalam bidang kurikulum itu sendiri, yang pasti kurikulum tersebut tidak terlepas daripada evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya, baik dari model pelaksanaanya, setrategi yang digunakan yang semunya harus lebih baik dari sebelunya.
Mengenai keragaman budaya, pendidikan internasional & global untuk membangun pemahaman pebelajar akan emosi, sikap, perasaan diri sendiri atau orang lain, Memasukkan hal-hal seperti pengembangan metakognisi, cara berpikir otak kiri & otak kanan, dan manajemen emosi & stres . adapun ktarampilannya kurikulum di masa depan adalah:
1.      Mengandalkan otak
2.      Mampu mencari, memilah, dan mengolah informasi untuk mencapai tujuan tertentu
3.      Mampu menggunakan computer.
4.      Keterampilan yang berhubungan dengan moral, sosial, dan spiritual
5.      Memiliki kecerdasan emosi
6.      Mampu berkomunikasi efektif baik lisan maupun tulisan, berpikir jernih
7.      Keterampilan interpersonal dan intrapersonal
8.      Memahami pentingnya lingkungan sehat bagi kehidupan manusia
9.      Memahami dinamika individu & masyarakat
10.  Memiliki kompetensi pribadi yang tepat untuk bidang yang diminati dan ditekuni
Karna dengan demikian barulah kurikulum tersebut dapat dikatakan sebagai kurikulum yang ideal.

H.      Analisis SWOT
1.      Kekuatan (strengths)
Dengan adanya pengembangan kurikulum yang bedasarkan pola dan strategi yang di tentukan maka bobot kualitas sekolah dan peserta didik itu lebih jelas terlihat. dari segi sekolah dengan perkembangan kurikulum tersebut memiliki sitem akreditasi yang lebih baik dan sekolah juga melahirkan peserta didik yang intelektuan potensi yang baik, kereatif dan inovatif dalam menjalankan proses belajar mengajar. Dan juga bisa Sekolah ingin maju dan  berkembang guna menberikan  pelayanan terbaik kepada siswa dan masyarakat, Adanya budaya warga sekolah untuk  bermusyawarah dan  bergotong royong dalam menyelesaikan masalah sekolah.

2.      Kelemahaan (Weaknesses)
Dalam menjalankan proses pengembangan kurikulum juga memiliki tantangan-tantangan yang secara tidak langsung menjadi kelemahan namun mesti di hadapi untuk mencapai tujuan yang di inginkan yaitu seperti:
a.       SDM yang ahli dalam bidangnya untuk melakukan pengembangan kurikulum tersebut .
b.      Perlunya waktu yang panjang untuk mensosialisasikan kurikulum yang di kembangkan.
c.       Atara siswa dan guru harus beradaftasi dengan kurikulum tersebut
d.      Lingkungan yang buruk yang mempengaruhi perserta didik sehingga kurangnya minat masyarakat tentang kognetif
e.       Kebiasaan kepemimpinan kepala sekolah untuk mengambil keputuisan di  bawah satu suara tanpa melibatkan  partisipasi  bawahannya.

3.      Peluang (Opportunities)
Dengan seiring perkembangan zaman kemajuan ilmu pengatahuan saat ini terus meningkat dan semakin baik, persaingan terus terjadi dari segala bidang, terutama di bidang teknologi yang selalu membuka peluang kepada siapa saja untuk lebih mudah dalam mengakses informasi dan ilmu pengetahuan, tak terkecuali pendidik dan peserta didik. Begitu juga dengan kurikulum yang selalu di evaluasi tentang tingkat keberhasilanya yang kemudian disesuaikan dengan proses kemajuan pendidikan yang terus berkembang, seperti :
a.       Kurikulum diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan.
b.      Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
c.       Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang
d.      Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.


4.      Acaman (Threats)
Adapun ancaman dalam menjalankan pengembangan kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a.       Tidak adanya dukungan  politik dan financial dari  pemerintah dan  penerapan
b.      Lemahnya kekuatan dari warga masyarakat untuk mendorong reformasi model ini
c.       Kurangnya inisiatif warga sekolah untuk mengembangkan sekolahnyan
d.      Pengeluaran dana akan lebih besar.










BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Setiap kurikulum mempunyai tujuan yang baik untuk memajukan pendidikan. Akan tetapi dari sisi sistem dan proses pelaksanannya di lapangan masih terdapat kelemahan – kelemahan yang perlu di perbaiki. kelemahan tersebut disebabkan oleh banyak factor baik internal maupun eksternal, sehingga dari kelemahan ini di cetuskanlah kurikulum yang baru yang merupakan evalusi dari kurikulum sebelumnya.
Jika kita lihat sejarah kurikulum yang telah di terapkan di indonesia hingga saat ini cukup menarik perhatian. Dengan proses pendidikan yang terus berjalan kurikulum pendidikan di Indonesiapun terus mengalami perubahan dengan bermacam – macam nama yang cukup membingungkan, padahal tujuannya dengan kurikulum yang lama tidak jauh berbeda, yaitu sama – sama untuk mencapai tujuan pendidikan lebih baik.

B.       Saran
Kurikulum adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan  pendidikan, jika kurikulum yang diterapkan masih menuai pro dan kontra itu artinya kurikulum tersebut masih perlu dipertanyakan tentang tingkat keberhasilanya. Saran kami dari penyusun hendaknya kematangan dari kurikulum yang akan diterapkan tersebut perlu dipertimbangkan terlebih dahulu. Jika benar – benar telah teruji dan yakin dapat mendongkrak keberhasilan pendidikan barulah diterapkan, jadi dengan demikian kurikulum yang digunakan tidak terkesan sebagai kurikulum uji coba yang pada akhirnya menjadi beban dan membingungkan dalam proses pelaksanaanya, terutama bagi pendidik dan peserta didik yang mengalami secara lansung dari penerapan kurikulum te

DAFTAR PUSTAKA
*        Departemen Pendidikan Nasional,2007, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA, Jakarta
*        Direktorat akademik dan direktorat jendral pendidikan tinggi, 2008, buku panduan pengembangan KBK, jakarta
*        Mulyasa, 2009, Kurikulum Yang Disempurnakan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
*        http://PERBEDAAN-SECARA-SIGNIFIKAN-KURIKULUM-2004-KBK-KURIKULUM-2006-KTSP.html di akses tanggal 29 september 2013
*        http://rijono.wordpress.com/2008/02/28/kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp memang berbeda-secara-signifikan/ di akses tanggal 29 september 2013
*        http://wordpress.com/2008/04/29/apl ikasi-kbk-dan-ktsp-sma/http://wordpress.com/2008/04/29/apl ikasi-kbk-dan-ktsp-sma/ di akses tanggal 30 september 2013
*        desman telaumbanua Kamis, Oktober 10, 2013