TUGAS makalah
perbandingan
pendidikan
“Perbandingan Strategi
& Macam – macam Pola Perkembangan Kurikulum”
Disusun
Oleh:
Darina
Nurhayati
Nena Nurjana
PAI B.
KELAS MALAM
SEMESTER
IV
Dosen :
Drs. M. Iqbal, M.Ag
( STAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM
MIFTAHUL ‘ULUM
TANJUNGPINANG
T.A. 2014 / 2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan hidayahNya kepada kita semua
sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah pada Nabi
Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas makalah yang
diberi judul “Perbandingan Strategi & Macam –
macam Pola Perkembangan Kurikulum”
ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja penulis dimana
tugas ini merupakan syarat dari aspek penilaian mata kuliah Perbandingan Pendidikan.
Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan, terutama
disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber yang penulis dapatkan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua ,
amin.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………………………... 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………………… 1
C. Tujuan
Penulisan ………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip
Pengembangan Kurikulum ………………… . …………………… 3
B. Pengembangan Kurikulum Administrator…...……………………………... 4
C. Faktor yang Mempengaruhi Kurikulum
…………………………………… 6
D. Hambatan Perkembangan kurikulum …………………………...
………… 8
E.
Model Pengembangan Kurikulum …………………………………………..
F.
Eksperimen Kurikulum ……………………………………………………...
G.
Kurikulum yang Ideal ……………………………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
………………………………………………………………... 22
B. Saran
……………………………………………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perjalanan sejarah bangsa telah mencatat bahwa perubahan
pergantian kurikulum pendidikan yang semestinya mengantarkan bangsa dan rakyat
Indonesia untuk eksis dalam perkembangan global ternyata justru terbalik dengan
kenyataan yang ada. Negeri ini malah lebih terpuruk dan tertinggal dengan
bangsa-bangsa lain.
Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil
pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus
dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil
pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah
peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.Pembaharuan kurikulum
perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa,
kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa
cenderung berubah.
Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi
pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja,
atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila
mencakup perubahan semua komponen kurikulum.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang diatas dapatlah diambil beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai
berikut ;
1.
Apa perkembangan
Kurikulum ?
2.
Bagaimana
strategi dari kurikulum ?
3.
Bagaimana
pola dalam kurikulum ?
4.
Apa
saja system perbandingan pola dan perkembangan kurikulum ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun yang
menjadi tujuan penulisan dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Menjelaskan
Apa yang di maksud dengan perkembangan Kurikulum
2.
Menjelaskan
Bagaimana strategi dari kurikulum
3.
Menjelaskan
Bagaimana pola dalam kurikulum
4.
Menjelaskan
perbandingan system perbandingan pola dan perkembangan kurikulum
5.
Melakukan
Analisis SWOT dari materi yang diuraikan.
6.
Menambah
pengetahuan dan pemahaman penyusun tentang materi yang dipaparkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan
rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang di sediakan
bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai,
pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum di susun oleh para ahli
pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli/ ahli kurikulum, ahli bidang ilmu,
pendidikan, penjabat pendidik, pengusaha serta unsur-unsur msyarakat. Rancangan
ini di susun dengan maksut member pedoman kepada para pelaksanaan pendidikan,
dalam proses pembimbingan perkembangan siswa mencapai tujuan yang di
cita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun msyarakat.
Terdapat banyak prinsip
yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam prinsip ini
bisa dibedakan mejadi dua kategori yaitu pinsip umum dan prinsip khusus.
a. Prinsip Umum
Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap
pengembangan kurikulum di manapun. Di samping itu prinsip umum ini merujuk pada
prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum ssebagai
totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima
prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1)
Prinsip relevansi; secara internal
bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum
(tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi
peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis). Ada dua macam relevansi yang harus di miliki
kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevan di dalam kurikulum itu sendiri.
Relevansi keluar maksutnya tujuan, isi, dan proses belajar yang mencakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntunan, kebutuhan, dan perkembangan msyarakat.
Kurikulum bagian dalam maksutnya, apa yang tertuang dalam kurikulum hendaknya
mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut.
2) Prinsip fleksibilitas; dalam
pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes,
lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3) Prinsip kontinuitas; yakni adanya
kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal.
Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan,
maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4) Prinsip efisiensi; yakni
mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu,
biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
5) Prinsip efektivitas; yakni
mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
b. Prinsip Khusus
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat
tertentu dari situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri,
misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip
untuk mengembangkan komponen isi kurikulum, dan prinsip-prinsip untuk
mengembangkan komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Dimana prinsip
pengembangan satu komponen dengan komponen yang lainnya akan berbeda.
Ada beberapa
prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip ini
berkenaan dengan :
1) Prinsip
Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan menjadi pusat
kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen
kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup
tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek (tujuan khusus).
2) Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Memilih isi
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para
perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti tujuan
pendidikan, isi, Unit-unit kurikulum.
3) Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Pemilihan proses
belajar mengajar yang di gunakan hendanknya memeperhatikan Apakah metode yang
digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran, Apakah metode tersebut memberikan
kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa,
Apakah metode tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, dll.
4) Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media dan Alat Pegajaran
Proses belajar
mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran yang tepat.
5) Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Kegiatan Peniliaian
Penilaian merupakan
bagian integral dari pegajaran seperti Dalam penyusunan alat penilaian (test)
hendaknya diikuti langkah-langkah seperti merumuskan tujuan-tujuan pendidikan
yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikimotor. Uraikan ke
dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan
bahan pelajaran. Tuluskan butir-butir soal test.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang
akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan
prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan
lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum.
Satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis dan jenjang
pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan yang lainnya memiliki karakteristik
yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan
adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat dan karakteristik dan jenis dan jenjang pendidikan tersebut.
Pengembangan kurikulum memberi implikasi teoritis, berupa
terumuskannya beberapa prisip dasar, yakni
1) pengembangan kurikulum yang ideal harus berdasarkan analisis
kebutuhan;
2) analisis kebutuhan dilakukan dengan mengkaji kompetensi yang
dibutuhkan atau cenderung dibutuhkan di lapangan;
3) pengembangan kurikulum akan efektif apabila dikembangkan dengan
melibatkan berbagai unsur/khalayak yang kompeten;
4) kurikulum yang dikembangkan akan efektif bila didukung oleh
komitmen bersama dari semua pihak;
5) kurikulum yang dikembangkan akan efektif apabila dilakukan
perbaikan secara kontinu; dan
6) pengembangan kurikulum akan efektif apabila dilakukan melalui
suatu prosedur pengembangan “research dan development”.
B.
Pengembangan
Kurikulum Administrator
Para
administrator pendidikan itu terdiri atas : direktur bidang pendidikan, pusat
pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan
kecematan serta kepala sekolah. Peraan para administrator di tingkat pusat(di
rector pusat) dalam mengembangkan kurikulum adlah menyusun dasar-dasar huku,
menyusun kerangka serta program inti kurikulum. kerangka serta program inti
tersebut akan menentukan minimum corse yang di tuntut. Model administratife atau garis-komando
(line-Staff) merupakan pola pengembangan kurikulum yang paling awal dan mungkin
yang paling dikenal. Model pengembangan kurikulum ini berdasarkan pada cara
kerja atasan-bawahan (top-down) yang dipandang efektif dalam pelaksanaan
perubahan kurikulum.
Peranan Para Ahli Administrator,
Guru dan Orang Tua
Inisiatif
pengembangan kurikulum dimulai dari pejabat tingkat atas (Superintendent).
Pejabat tersebut membuat keputusan tentang kebutuhan suatu program pengembangan
kurikulum dan implementasinya, lalu mengadakan pertemuan dengan staf lini
(bawahannya) dan meminta dukungan dari dewan pendidikan (Board of education).
Langkah berikutnya adalah membentuk suatu panitia pengarah yang terdiri dari
pejabat administratif tingkat atas, seperti asisten superintendent, principals,
supervisor, dan guru-guru inti. Panitia pengarah merumuskan rencana umum,
mengembangkan panduan kerja, dan menyiapkan rumusan filsafat dan tujuan bagi
seluruh sekolah didaerahnya (District). Disamping itu, panitia pengarah dapat
mengikutsertakan organisasi diluar sekolah / tokoh masyarakat sebagai panitia
penasehat yang bekerja bersama dengan personel sekolah dalam rangka merumuskan
berbagai rencana, petunjuk dan tujuan yang hendak dicapai.
Setelah panitia kerja (guru-guru)
melaksanakan penyusunan kurikulum melalui proses tertentu, selanjutnya
kurikulum yang dihasilkan tersebut direvisi oleh panitia pengarah atau panitia
tingkat atas lainnya sesuai dengan maksud diadakannya review tersebut. Panitia
ini melaksanakan berbagai fungsi-fungsi, sebagai berikut:
1) Memberi koherensi pada ruang lingkup
dan urutan dalam program bidang studi dengan koordinasi bersama panitia
guru-guru masing-masing bidang;
2) Memeriksa kesesuaiannya dengan
kebijakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh panitia pengarah;
3) Menyiapkan gaya dan bentuk susunan
material yang siap untuk dipublikasikan.
Rencana kurikulum yang telah
direvisi dan final tersebut selanjutnya ditugaskan kepada suatu panitia yang
terdiri dari para admimstrator (principals) dan guru-guru untuk melaksanakannya
dalam rangka uji coba. Para pelaksana adalah tenaga profesional yang tidak
dilibatkan dalam penyusunan kurikulum (mencakup filsafat rasional, tujuan dan
metodologinya) uji coba dilaksanakan dalam kondisi pengajaran senyatanya dan
keefektifannya dimonitor dengan cara kunjungan kelas, diskusi, evaluasi siswa
dan alat-alat lainnya . adapun 8 standar pendidikan menurut dinas pendidikan
adalah sbb :
1. Standar isi
Standar isi merupakan standar utama dalam kurikulum. Yang
menjadi tujuan utama dalam proses pelaksanaan kurikulum secara maxsimal. Yang
dilakukan oleh yang beperan penting dalam proses kurikulum tersebut.
2. Standar proses pembelajaran
Standar proses pembelajaran
merupakan setandar kedua yang harus dilaksanakan dalam kurikulum. Standar ini
yang beperan penting dalam proses pelaksanaannya adalah guru dan siswa.
3. Standar proses penilaian
Merupakan standar memberi penilaian setelah melaksanakan
standar kedua. Biasanya kurikulum member batas minimal dalam standar ini.
4. Standar proses kelulusan
Merupakan standar yang paling terpenting bagi pihak sekolah
dalam menghasilkan lulussan yang terbaik maka mereka wajib melaksanakan ketiga
standar di atas dengan maxsimal.
5. Standar pendidik dan kependidikan
Standar ini mencakup tenaga pendidik dalam proses
pembelajaran, seharusnya tuntutran kurikulum adalah memiliki tenaga pendidik
yang berpotensi di bidang jurusan mereka masing-masing hal ini merupakan
tunjangan yang paling penting dalam mendapat lulusan yang terbaik.
6. Standar sarana dan prasarana
Dalam menjalankan berbagai proses pembelajaran yang di
lakukan oleh tenaga pendidik yang memiliki potensi di atas maka mereka
membutuhkan sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
Karna hal ini merupakan pendorong kelancaran proses belajar mengajar.
7. Standar pembiayaan
Dan jika standar sarana prasarana di butuhkan di setiap
sekolah maka mereka juga membutuhkan pembiayaan untuk mendapatkan sarana dan
prasarana tersebut. untuk itu di harapkan pemerintah ikutserta dalam hal ini
untuk memberi apa yang di butuhkan tiap-tiap sekolah dalam menjalankan proses
belajar mengajar tersebut.
8. Standar pengelolaan
Ini merupakan standar terakhir yaitu jika sekolah-sekolah
ingin mendapatkan nilai akreditasi yang baik maka hendaklah tiap-tiap sekolah
membuat sebuah peraturan , guna agar ketujuh standar di atas bisa di jalankan
dengan baik dan maxsimal.
C.
Factor
yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
Menurut
Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang mendorong terjadinya
perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini.
2) Perguruan
tinggi . dalam pengaruh dunia yang semakin modern maka pelaksanaan perkembangan
pendidikan di tintut dari IPTEK dan Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia
ini dari kekuasaan kaum kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut,
mereka menyadari bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem
pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka .
Untuk itu , mereka mulai merencanakan adanya perubahan menginginkan tenaga
pendidik yang berkopeten dalam jurusannya masing-masing yang cukup penting di
dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
3) Masyarakat. Sekolah juga wajib member
pelayanan yang baik dan memuaskan bagi masyrakat. Pertumbuhan yang pesat dari
penduduk dunia. Dengan bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah
orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau
pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau
kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan
yang semakin besar.
4) System penilaian . nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat harus terintegrasi dalam kurikulum. Masalahnya
nilai-nilai tersebut heterogen dan multifaset diketemukannya teori dan
cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas,
dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi
pelaksanaan kurikulum.
Ketiga
faktor di atas itulah yang secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan
kurikulum yang kita alami dewasa ini
D.
Hambatan Factor yang mempengaruhi kurikulum
Adapun
hambatan yang mempengaruhi factor yang mempengaruhi kurikulum ada tiga yaitu :
1.
Factor guru
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa guru merupakan factor yang yang
sangat penting dalam kurikulum. Karna guru merupakan sumber yang menjalankan
kurikulum dalam mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, dan jika guru
yang tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak memiliki potensi
yang maxsimal, maka ini sangat mempengaruhi dengan arus perkembangan kurikulum
di massing-masing sekolah.
2.
Msyarakat
Untuk mengembang kurikulum di butuhkan dukungan dari msyrakat baik dalam
pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap system pendidikan atau
kurikulum yangsedang berjalan. Msyarakat adlah sumber inpout dari sekolah.
Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang di gunakan membutuhkan
bantuan, serta imfut fakta serta pemikiran dari msyarakat.
3.
Biaya
Apapun tujuan suatu perkembangan system poasti akan membutuhkan biaya
yang maxsimal dalam memenuhi kebutuhan proses pengembangan system tersebut
E.
Model- model
pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum adalah
model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan
kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang
dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah
atau sekolah.
1. The
administrative model
Model
pengembangan kurikulum ini merupakan model yang paling lama dan paling banyak
di kenal. Di beri nama model The administrative model
Atau
line staff karna inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para
administrator pendidikan dengan mengunakan prosedur administrasi.
2. The
grass roots model
Model
pengembangan ini merupakan lawan dari model yang di atas. Inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum bukan datang dari atas tetapi datang dari bawah, yaitu
guru-guru atau sekolah.
3. Beauchamp’s
system
Model
ini di kembangkan oleh beuchamp seorang ahlki kurikulum. Dia mengemukan lima
hal di dalam pengembangan suatu
kurikulum. Pertama menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan di
cakup kurikulum tersebut.
Kedua
menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta dalam pengembangan
kurikulum.
Ketiga
organisasi
dan prosedur pengembangan kurikulum
Keempat
implementasi
kurikulum
Lima
evaluasi
kurikulum
4. The
administration model
5. Taba’s
inverted model
6. Roger’s
interpersonal relations model
7. The
systematic action-research model
8. Emerging
technical models
Nadler
(1988) menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong si
pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan
menyeluruh. Selanjutnya ia menjelaskan manfaat model adalah model dapat
menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia, model dapat
mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian, model
dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks, dan model dapat
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.
Jadi
model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka
mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan
mengevaluasi (evaliatoon) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem
perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan dalam pendidikan.
F.
Eksperimen 8 Kurikulum
…………………………( belum ketemu )
………………………
G.
Kurikulum Ideal Dimasa mendatang
Jika berbicara tentang kurikulum yang Ideal di masa mendatang,
sesuai dengan pemamparan beberapa sub tema diatas, tentunya kurikulum yang
ideal adalah Kurikulum yang secara setrategi mudah dalam pelaksanaanya dan
kemudian dalam pencapaiannya terhadap tujuan yang dinginkan menemukan hasil
yang maksimal. Tentang bagiamana dan seperti apa jenis kurikulum yang dimaksud
tentunya harus dilakukan kajian dari berbagai disiplin ilmu dan perlu
penelitian secara ilmiah dari para Ahli dalam bidang kurikulum itu sendiri,
yang pasti kurikulum tersebut tidak terlepas daripada evaluasi terhadap
kurikulum sebelumnya, baik dari model pelaksanaanya, setrategi yang digunakan
yang semunya harus lebih baik dari sebelunya.
Mengenai keragaman budaya, pendidikan internasional & global
untuk membangun pemahaman pebelajar akan emosi, sikap, perasaan diri sendiri
atau orang lain, Memasukkan hal-hal seperti pengembangan metakognisi, cara berpikir
otak kiri & otak kanan, dan manajemen emosi & stres . adapun
ktarampilannya kurikulum di masa depan adalah:
1.
Mengandalkan otak
2.
Mampu mencari, memilah, dan mengolah
informasi untuk mencapai tujuan tertentu
3.
Mampu menggunakan computer.
4.
Keterampilan yang berhubungan dengan
moral, sosial, dan spiritual
5.
Memiliki kecerdasan emosi
6.
Mampu berkomunikasi efektif baik
lisan maupun tulisan, berpikir jernih
7.
Keterampilan interpersonal dan
intrapersonal
8.
Memahami pentingnya lingkungan sehat
bagi kehidupan manusia
9.
Memahami dinamika individu &
masyarakat
10. Memiliki
kompetensi pribadi yang tepat untuk bidang yang diminati dan ditekuni
Karna dengan demikian barulah kurikulum tersebut dapat dikatakan
sebagai kurikulum yang ideal.
H.
Analisis SWOT
1.
Kekuatan
(strengths)
Dengan adanya pengembangan
kurikulum yang bedasarkan pola dan strategi yang di tentukan maka bobot
kualitas sekolah dan peserta didik itu lebih jelas terlihat. dari segi sekolah
dengan perkembangan kurikulum tersebut memiliki sitem akreditasi yang lebih
baik dan sekolah juga melahirkan peserta didik yang intelektuan potensi yang
baik, kereatif dan inovatif dalam menjalankan proses belajar mengajar. Dan juga
bisa Sekolah ingin
maju dan berkembang guna menberikan pelayanan terbaik kepada siswa
dan masyarakat, Adanya budaya warga sekolah untuk bermusyawarah dan
bergotong royong dalam menyelesaikan masalah sekolah.
2.
Kelemahaan
(Weaknesses)
Dalam menjalankan proses pengembangan kurikulum juga memiliki
tantangan-tantangan yang secara tidak langsung menjadi kelemahan namun mesti di
hadapi untuk mencapai tujuan yang di inginkan yaitu seperti:
a.
SDM
yang ahli dalam bidangnya untuk melakukan pengembangan kurikulum tersebut .
b.
Perlunya
waktu yang panjang untuk mensosialisasikan kurikulum yang di kembangkan.
c.
Atara
siswa dan guru harus beradaftasi dengan kurikulum tersebut
d.
Lingkungan yang buruk yang mempengaruhi
perserta didik sehingga kurangnya minat masyarakat tentang kognetif
e.
Kebiasaan kepemimpinan kepala sekolah untuk mengambil keputuisan di
bawah satu suara tanpa melibatkan partisipasi bawahannya.
3.
Peluang
(Opportunities)
Dengan seiring perkembangan zaman kemajuan ilmu pengatahuan saat
ini terus meningkat dan semakin baik, persaingan terus terjadi dari segala
bidang, terutama di bidang teknologi yang selalu membuka peluang kepada siapa
saja untuk lebih mudah dalam mengakses informasi dan ilmu pengetahuan, tak
terkecuali pendidik dan peserta didik. Begitu juga dengan kurikulum yang selalu
di evaluasi tentang tingkat keberhasilanya yang kemudian disesuaikan dengan
proses kemajuan pendidikan yang terus berkembang, seperti :
a.
Kurikulum diberikan kepada peserta didik dalam
satu periode jenjang pendidikan.
b.
Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
c.
Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana
dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang
digunakan oleh bangsa tersebut sekarang
d. Kurikulum harus dapat mengantisipasi
perubahan, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk
mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
4.
Acaman
(Threats)
Adapun ancaman dalam menjalankan pengembangan kurikulum ini adalah
sebagai berikut :
a.
Tidak adanya dukungan politik dan financial dari
pemerintah dan penerapan
b.
Lemahnya kekuatan dari warga masyarakat untuk mendorong reformasi
model ini
c.
Kurangnya inisiatif warga sekolah untuk mengembangkan sekolahnyan
d.
Pengeluaran dana akan lebih besar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap
kurikulum mempunyai tujuan yang baik untuk memajukan pendidikan. Akan tetapi
dari sisi sistem dan proses pelaksanannya di lapangan masih terdapat kelemahan
– kelemahan yang perlu di perbaiki. kelemahan tersebut disebabkan oleh banyak
factor baik internal maupun eksternal, sehingga dari kelemahan ini di
cetuskanlah kurikulum yang baru yang merupakan evalusi dari kurikulum sebelumnya.
Jika
kita lihat sejarah kurikulum yang telah di terapkan di indonesia hingga saat
ini cukup menarik perhatian. Dengan proses pendidikan yang terus berjalan
kurikulum pendidikan di Indonesiapun terus mengalami perubahan dengan bermacam
– macam nama yang cukup membingungkan, padahal tujuannya dengan kurikulum yang
lama tidak jauh berbeda, yaitu sama – sama untuk mencapai tujuan pendidikan
lebih baik.
B.
Saran
Kurikulum
adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan, jika kurikulum yang diterapkan
masih menuai pro dan kontra itu artinya kurikulum tersebut masih perlu
dipertanyakan tentang tingkat keberhasilanya. Saran kami dari penyusun hendaknya
kematangan dari kurikulum yang akan diterapkan tersebut perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu. Jika benar – benar telah teruji dan yakin dapat mendongkrak
keberhasilan pendidikan barulah diterapkan, jadi dengan demikian kurikulum yang
digunakan tidak terkesan sebagai kurikulum uji coba yang pada akhirnya menjadi
beban dan membingungkan dalam proses pelaksanaanya, terutama bagi pendidik dan
peserta didik yang mengalami secara lansung dari penerapan kurikulum te
DAFTAR PUSTAKA
![*](file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Cacer%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)